PENGETAHUAN
KOMPAS.com - Enam makhluk yang belum dikenal ilmu
pengetahuan diyakini menghuni Tambora. Itu terungkap lewat Ekspedisi
NKRI yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Penmgetahuan Indonesia (LIPI) dan
sejumlah pihak mulai 16 April 2015 lalu selama 10 hari.
Cahyo
Rahmadi, peneliti arachnida LIPI yang menjadi koordinator ekspedisi,
mengungkapkan bahwa keenam makhluk yang diyakini menghuni Tambora itu
merupakan kandidat spesies baru. Riset masih perlu dilakukan untuk
mengonfirmasi kebaruannya.
Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI,
Enny Sudarmonowati, mengatakan bahwa keenam makhluk itu adalah "dua
spesies cicak, dua spesies kupu-kupu malam dan dua spesies kalacemeti,
serta opiliones."
Enam hewan tersebut hanya sedikit dari
banyak keanekaragaman hayati yang terungkap lewat ekspedisi. Selain
jenis yang diduga baru, ekspedisi juga mengungkap makhluk-makhluk
endemik dan unik dari Tambora.
"Spesies endemik yang ditemukan
yaitu satu spesies kelelawar, enam spesies burung endemik Nusa Tenggara
Barat dan beberapa spesies baru diyakini merupakan spesies yang
sebarannya sangat terbatas,” urai Cahyo.
Selama ekspedisi, tim
melewati jalur pendakian Kawinda Toi. Cahyo mengatakan, kondisi hutan di
jalur pendakian masih sangat bagus. Area seluas setengah hektar di
wilayah itu menyimpan 22 jenis flora.
"Elaeocarpus batudulangi
merupakan spesies endemik dari kelompok flora,” imbuh Cahyo. Pohon
tersebut memiliki karakteristik sebagian besar daunnya telah menguning
dan kemudian gugur yang merupakan ciri umum hutan daerah kering,
sambungnya.
Adapun spesies yang banyak dijumpai sepanjang jalur pendakian Kawinda Toi, yaitu Duabanga moluccana Blume, Engelhardia spicata Lech. ex Blume, Acronychia trifoliata Zoll., dan Syzigium spp.
Di
area tersebut, peneliti mencatat 46 spesies burung dimana tiga spesies
merupakan burung migran, 21 spesies reptil dan empat spesies amfibi dari
berbagi marga. Jumlah itu masih bisa bertambah bila dilakukan
penelitian.
Dari kelompok mamalia sedikitnya ditemukan 10
spesies, terdiri tiga spesies kelelawar, tiga spesies tikus, satu
spesies primata, satu spesies musang dan beberapa mamalia lain seperti
babi dan rusa.
Sementara dari golongan kalajengking, kalacemeti
dan laba-laba ditemukan setidaknya 10 spesies, meliputi satu jenis
kalajengking, satu jenis kalacemeti, satu jenis kalacuka, tiga jenis
opiliones dan lebih dari empat jenis laba-laba.
“Keanekaragaman
kalajengking maupun laba-laba relatif rendah dengan kondisi hutan yang
masih sangat bagus seperti di jalur pendakian Kawinda Toi,” tutur Cahyo
dalam rilis LIPI, Senin (11/5/2015).
Pada wilayah Tambora dengan
ketinggian 100 - 500 mdpl, tim peneliti mengungkap 230 jenis kupu-kupu
dan 27 jenis tawon. Tim mengungkap ada dua jenis lebah madu yang
potensial nilai ekonominya.
Temuan dalam ekspedisi ini menambah
serta memperbarui data keanekaragaman hayati di Tambora. LIPI akan
mengungkap lebih detail jenis-jenis yang ditemukan di Tambora pada
Selasa (12/5/2015).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar